Shalom...
Menegur dan Ditegur
Menegur dan Ditegur
Menegur dan menerima teguran dengan rendah hati adalah syarat untuk menuju manusia dewasa. Sebab kita semua belun ada yang sempurna, masih banyak yang harus kita perbaiki. Karena itu apa yang ada pada kita baiklah kita berikan kepada orang lain lewat proses menegur.
Sebaliknya apa yang belum ada pada kita baiklah kita terima itu dari orang lain juga lewat proses ditegur. Ingat, seringkali kelalaian dan kesalahan yang ada dalam diri kita, tidak mampu dilihat oleh diri kita sendiri dan yang lebih mampu melihatnya adalah orang lain yang hidup disekitar kita!
Mungkin kalau di dunia ini hanya kita sendiri yang hidup, kita tidak memerlukan koreksi dari orang lain. Namun karena kita hidup bermasyarakat, kita membutuhkan orang lain.
Enggan menegur dan tidak mau ditegur akan memperlambat kita menuju kesuksesan dan menjadi manusia yang dewasa. Kita pasti akan tetap tinggal pada sifat anak-anak dan nggak akan bakal diharapkan oleh orang lain untuk memimpin bahkan mempengaruhi mereka ke arah positif.
Ingatlah, bila kita cepat merasa tidak enak waktu ditegur, padahal kita salah, berarti kita belum manusia dewasa dan tidak adanya keseimbangan antara perasaan dan pikiran. Nah kalo kita seperti itu, akan jadi apakah kita nantinya? Apa manusia bonsai?
Nah Sobat, belajarlah menegur dengan kasih dan tanpa merasa hebat, namun kita juga harus siap menerima teguran dengan berbesar hati dan berlapang dada karena semua itu akan membawa kedewasan rohani kita! (Renungan Harian Remaja Amsal 27: 5-6 | Menegur dan Ditegur)
Sikap menegur orang lain (Amsal 27:5)
Setiap kali kita menegur orang lain yang harus kita lakukan adalah: Mengasihi pribadinya (orangnya) tapi membenci dosanya
Yohanes 8:6-11 menceritakan tentang perempuan yang kedapatan berbuat zinah, Yesus tidak membenci pribadinya tetapi membenci dosanya.
Jangan menghakimi (Kolose 3:16)
Kata-kata teguran yang kita keluarkan adalah kata-kata Kristus sendiri, yaitu kata-kata kasih, tanpa ada niat untuk merendahkan, hinaan, bahkan menghakimi tapi justru yang membangun, supaya setelah kita menegur, kita bisa bermazmur, memuji, bahkan mengucap syukur.
Sikap ditegur orang lain (Amsal 13:18)
Orang yang tidak mau di tegur adalah orang yang sombong. Jadi ketika ada orang yang menegur diri kita karena dosa, kesalahan, ataupun pelanggaran kita, mari relakanlah hatimu dan bertobatlah agar kita terbentuk menjadi pribadi yang rendah hati dan lemah lembut.
Ketika kita ditegur orang lain itu artinya: Kita sebenarnya dikasihi (Wahyu 3:19) dan tujuannya agar kita bertobat. Kita harus memiliki respons (sikap hati) yang benar, jangan tersinggung. Respons kita terhadap segala sesuatu menentukan tindakan kita selanjutnya, kalau respons kita benar maka benarlah tindakan kita, kalau respons kita salah maka tindakan kita pasti salah
Mari praktekkan untuk saling menegur dan ditegur dengan prinsip di atas.
Salah satu bukti kita mengasihi orang lain adalah dengan kita berani menegur ketika seseorang berbuat dosa, kesalahan dan pelanggaran. Setiap kali kita menegur orang lain, perhatikan prinsip di atas dan pakai hikmat Tuhan, jangan takut menegur.
Tegurlah orang secara pribadi, tetapi pujilah orang di depan orang lain.
Comments
Post a Comment