Dikasihi untuk Mengasihi
Amsal 12:27; Matius 22:39
Andrea Bocelli sudah mengidap penyakit glukoma sejak usia muda. Namun dengan apa yang dideritanya, dia terus mengembangkan dirinya. Dia tetap memberi diri untuk belajar piano sejak usia enam tahun serta seruling dan saksofon. Hingga akhirnya dia benar-benar buta pada usia 12 tahun karena kecelakaan sepak bola yang menyebabkan pendarahan di otaknya. Meski kejadian nahas ini menimpanya, namun ia tetap berusaha menjalankan pendidikannya dengan mengambil jurusan hukum. Upaya untuk membiayai pendidikan juga ia lakukan dengan bernyanyi di bar serta klub malam. Sebelum akhirnya memutuskan untuk terjun kedunia musik, ia sempat menjadi pengacara setelah meraih sarjana.
Dalam majalah Time tentang St. Augustine dikatakan bahwa bernyanyi adalah bentuk doa yang luar biasa. Hal inilah yang membuat Andrea terus berusaha untuk meningkatkan kemampuan dirinya dalam bidang bernyanyi. Kondisi fisik yang tidak sempurna bukanlah batasan. Adanya keterbatasan penglihatan masih membuat sosok Andrea berhasil memukau dan dikenang oleh para pecinta musik.
Kita sering membaca kisah orang-orang sukses berkat ketekunan dan kerajinannya. Penulis kitab Amsal pun menegaskan hal ini. Kesuksesan yang mereka raih bukan tanpa halangan, tetapi mereka memilih untuk tetap maju menghadapi rintangan, termasuk keterbatasan fisikpun mereka kalahkan. Apa yang membuat Andrea semangat untuk meningkatkan kualitas dirinya? tentu hal ini juga di dorong akan kerinduannya untuk menjadi saluran kasih bagi orang lain karena kasih yang telah diterimanya.
Begitu juga dengan kita. Kita adalah orang-orang yang sudah menerima kasih yang begitu luar biasa dari Tuhan dan dari orang-orang disekitar kita. Tentu saja sudah seharusnya kita menjadi saluran kasih bagi setiap orang disekitar kita.
DOA
Bapa Surgawi, ajarku mengerti dan memahami bahwa untuk sukses tidak ada jalan pintas, tetapi harus diperjuangkan dengan rajin dan ulet. Mampukan aku ya Tuhan, dalam nama Tuhan Yesus, Amin.
Comments
Post a Comment