Skip to main content

Essay Dampak Kenaikan Permukaan Air Laut Bagi Daerah-Daerah Pesisir di Indonesia

Dampak Kenaikan Permukaan Air Laut
Bagi Daerah Pesisir di Indonesia

Pemanasan global telah menjadi masalah dunia dan menjadi sorotan utama bagi masyarakat dunia, terutama negara yang mengalami industrialisasi. Pemanasan global pada dasarnya merupakan fenomena peningkatan suhu pada lapisan atmosfer, air laut dan daratan. Aktivitas manusia manusia seperti pembakaran bahan kayu, batubara, minyak, gas, dan gasoline telah menyebabkan peningkatan konsentrasi selimut gas di atmosfer sehingga melebihi konsentrasi yang seharusnya. Hal ini menyebabkan radiasi yang dipantulkan bumi terhambat sehingga radiasi terakumulasi di atmosfer yang mengakibatkan suhu rata-rata diseluruh permukaan bumi dan laut meningkat.






Baca Juga Solusi Paling Ampuh Lulus STAN dan SBMPTN 

Peningkatan intensitas pemanasan global (global warning) ditunjukkan dengan semakin meningkatnya akselerasi kenaikan suhu yang menyebkan mencairnya es baik di Antartika maupun di Greenland. Oleh karena itu perubahan iklim berdampak langsung pada naiknya permukaan laut. Meskipun dampak kenaikan tinggi muka air laut berlangsung secara lambat, namun setiap penduduk terutama yang tinggal di daerah pantai harus tanggap akan risiko terhadap penurunan kualitas kehidupan di lingkungan pantai.

Wilayah pesisir adalah wilayah yang akan mengalami dampak buruk dari fenomena kenaikan muka air laut secara global ini. Secara umum, kenaikan muka air laut akan mengakibatkan dampak di wilayah pesisir sebagai berikut: meningkatnya frekuensi dan intensitas banjir, perubahan arus laut dan meluasnya kerusakan mangrove, meluasnya intrusi air laut. Dampak lain adalah abrasi pantai, penurunan kualitas air permukaan, berkurangnya lahan-lahan produktif di sektor pertanian, bekunya aktifitas-aktifitas industri dan bisnis yang diakibatkan terganggunya infrastruktur. Hal-hal tersebut dapat mengakibatkan gocangan bagi dunia khususnya dalam masalah ekonomi. Yang seyogiyanya kebutuhan ekonomi akan pembangunan sangat dibutuhkan karena peningkatan tinggi muka laut, namun tidak dapat dipenuhi karena keadaan ekonomi yang sangat memburuk. Tidak hanya masalah ekonomi, masalah kesehatan juga salah satu dampak yang paling berpengaruh terhadap kehidupan manusia  di muka bumi ini. Beberapa dari penyakit yang ditimbulkan adalah malaria, demam berdarah, demam, penyakit diare, infeksi pernapasan akut dan asma, dimana beberapa diantaranya adalah penyakt yang berbahaya dan bisa langsung mamatikan.
Kenaikan permukaan laut 30 cm akan meningkatkan intensitas banjir sebesar 36-58% pada garis pantai. Apa yang akan terjadi jika semua garis pantai mengalami kebanjiran setiap tahunnya? Tentu saja hal tersebut akan menggeser garis pantai yang lama kelamaan akan merendam permukiman penduduk dan mengacaukan kehidupan disana. 
Ada sekitar 600 juta orang yang tinggal di daerah pesisir yang kurang dari 10 m di atas permukaan laut dan sekitar dua per tiga kota didunia, yang memiliki populasi lebih dari lima juta berada pada area risiko. Secara global, kenaikan  tinggi muka laut sekitar 3.1 mm/tahun, sementara rata-rata kenaikan tinggi muka laut pada abad ke 20 hanya 1.7 mm/tahun

Lebih dari sepertiga dari tingkat kenaikan tinggi muka laut diakibatkan oleh mencairnya es baik di Greenland, Antartika maupun es glacier. Beberapa riset terakhir menunjukkan bahwa proses mencairnya es meninggiseiring dengan semakin intensifnya progres pemanasan global. Apabila proses pemanasan dan mencairnya es berlangsung seperti pada 5 tahun terakkhir ini, maka diprediksi kenaikan tinggi muka air laut pada tahun 2100 sebesar 80 cm sampai 180 cm.

Lebih dari sepertiga dari tingkat kenaikan tinggi muka laut diakibatkan oleh mencairnya es baik di Greenland, Antartika maupun es glacier. Beberapa riset terakhir menunjukkan bahwa proses mencairnya es meninggiseiring dengan semakin intensifnya progres pemanasan global. Apabila proses pemanasan dan mencairnya es berlangsung seperti pada 5 tahun terakkhir ini, maka diprediksi kenaikan tinggi muka air laut pada tahun 2100 sebesar 80 cm sampai 180 cm.

Indonesia adalah salah satu dari negara-negara di Asia yang rentan terhadap dampak kenaikan muka air laut. Indonesia merupakan negara Kepulauan yang memiliki + 18.110 pulau serta garis pantai sepanjang 108.000 km, terpanjang kedua setelah Kanada. Data kementrian Kelautan dan Perikanan mengatakan bahwa ada sekitar 400 kilometer garis pantai di 100 lokasi yang berada di 17 provinsi  di Indonesia terkena abrasi yaitu 745 kilometer atau luasannya setara dengan 10.988 hektar.

Indonesia adalah salah satu dari negara-negara di Asia yang rentan terhadap dampak kenaikan muka air laut. Indonesia merupakan negara Kepulauan yang memiliki + 18.110 pulau serta garis pantai sepanjang 108.000 km, terpanjang kedua setelah Kanada. Data kementrian Kelautan dan Perikanan mengatakan bahwa ada sekitar 400 kilometer garis pantai di 100 lokasi yang berada di 17 provinsi  di Indonesia terkena abrasi yaitu 745 kilometer atau luasannya setara dengan 10.988 hektar. Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Asian Development Bank, dampak kenaikan muka air laut dan banjir diperkirakan akan memberikan gangguan yang serius terhadap wilayah-wilayah seperti: Pantai Utara Jawa, bagian timur Sumatera, bagian selatan Kalimantan, bagian barat daya Sulawesi, dan beberapa tempat pada pesisir barat Papua seperti kabupaten dan kota Sorong, Teluk Bintuni, dan Merauke. Hasil kajian para ahli memperkirakan bahwa apabila diasumsikan tidak terjadi perubahan jumlah populasi penduduk Indonesia, maka kenaikan muka air laut setinggi 1 m saja dapat menyebabkan sekitar 2 juta orang harus mengungsi dari rumahnya

Salah satu contoh daerah yang secara langsung merasakan dampak naiknya tinggi muka laut adalah daerah Desa Pantai Bahagia, yang berada dipinggir pantai Muara Gembong, Bekasi yang makin lama makin menyusut luas wilayahnya. Kenaikan permukaan air laut menelan sejumlah wilayah pantai.Diperkirakan sekitar 1.7 hektar lahan pantai di Kampung Benting tergerus abrasi yang terjadi selama tujuh tahun terakhir.


Salah satu contoh daerah yang secara langsung merasakan dampak naiknya tinggi muka laut adalah daerah Desa Pantai Bahagia, yang berada dipinggir pantai Muara Gembong, Bekasi yang makin lama makin menyusut luas wilayahnya. Kenaikan permukaan air laut menelan sejumlah wilayah pantai.Diperkirakan sekitar 1.7 hektar lahan pantai di Kampung Benting tergerus abrasi yang terjadi selama tujuh tahun terakhir. Di desa itu tampak puluhan rumah penduduk yang hancur diterjang rob dan ditinggalkan begitu saja oleh pemiliknya. Berdasarkan hasil analisis di daerah ini kenaikan air laut telah mencapai delapan milimeter per tahun. Walau begitu tak banyak juga yang masih memutuskan untuk tinggal disitu, karena mereka tidak mempunyai pilihan lain, yang disebabkan oleh faktor ekonomi yang semakin menurun. `

Baca Juga Bisnis Modal Rp 30.000an untung Hingga 6 JT Per Harinya

Tidak hanya kampung Benting,  wilayah Pesisir Kota Semarang yang tergenang setelah kenaikan paras muka air laut dalam 20 tahun mendatang sebesar 16 cm yakni seluas 2672,2 Ha. Hasil interprestasi data SIG yang ada diketahui bahwa dari 6 Kecamatan Pesisir Kota Semarang hanya 5 8 kecamatan yang diprediksikan sebagian wilayahnya akan tergenang banjir dan rob akibat kenaikan permukaan air laut. Kecamatan-kecamatan tersebut yakni Kecamatan Genuk, Kecamatan Gayamsari, Kecamatan Semarang Barat, Kecamatan Semarang Utara, dan Kecamatan Tugu. Dari kecamatan-kecamatan tersebut, tidak seluruh wilayahnya tergenang namun hanya di beberapa kelurahan saja terutamanya yang berada/berbatasan langsung dengan Laut Jawa, namun walaupun begitu tetap saja akan menimbulkan kerugian yang cukup besar. 

Tidak hanya kampung Benting,  wilayah Pesisir Kota Semarang yang tergenang setelah kenaikan paras muka air laut dalam 20 tahun mendatang sebesar 16 cm yakni seluas 2672,2 Ha. Hasil interprestasi data SIG yang ada diketahui bahwa dari 6 Kecamatan Pesisir Kota Semarang hanya 5 8 kecamatan yang diprediksikan sebagian wilayahnya akan tergenang banjir dan rob akibat kenaikan permukaan air laut. Kecamatan-kecamatan tersebut yakni Kecamatan Genuk, Kecamatan Gayamsari, Kecamatan Semarang Barat, Kecamatan Semarang Utara, dan Kecamatan Tugu.


Jika keadaan perubahan iklim terus berlanjut, beberapa kota perlu direlokasi jika tidak akan mengakibatkan pengungsian tempat tinggal. Mereka terpaksa meninggalkan rumah dan masyarakat karena efek perubahan iklim dan pemanasan global. Dalam beberapa ratus tahun kedepan daerah-daerah kepulauan kecil akan mengalami masalah yang sangat serius, karena akan mengakibatkan genangan atau tenggelamnya wilayah tersebut.

Oleh karena itu saat dihadapkan dengan ancaman tersebut maka diperlukan usaha-usaha untuk mengurangi dampak dari masalah kenaikan muka laut ini. Salah satu upaya penting yang dapat dilakukan adalah mengurangi masalah efek rumah kaca sehingga dapat memperlambat laju pemanasan global. Beberapa aksi nyata yang dapat dilakukan antar lain: membudayakan gemar menanam pohon khususnya pohon bakau, tidak membuka lahan dengan cara membakar, hemat energi, penggunaan alat transportasi umum  dan kendaraan yang berbahan bakar ramah lingkungan, dan mengurangi emisi gas buangan. Hal lain yang perlu dilakukan adalah mengupayakan adanya sinergi antara kepentingan ekonomi dan lingkungan dalam pemanfaatan ruang wilayah pesisir. 



REFERENSI

Miladan, Nur.2009. Kajian Kerentanan Wilayah Pesisir Kota Semarang Terhadap Perubahan Iklim. Ringkasan Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro 
Sihombing, Weny H. 2012. Kajian Kenaikan Muka Air Laut di Kawasan Pesisir Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Jurnal Teknik ITS. Vol. 1,

Comments

Popular posts from this blog

Kumpulan Renungan Harian Pemuda Kristen Terbaru, Orang Muda Siap Dibentuk

Shalom... ORANG MUDA SIAP BERPROSES Bacaan: Yosua 1 : 1-11 Nats : Yosua 1 : 8  “Jangan engkau lupa memperkatakan kitab Taurat ini, tetapi renungkanlah itu siang dan malam…sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil….” Sahabat muda-mudi, hidup adalah proses. Perubahan dan keberhasilan pun membutuhkan proses. Tidak ada hasil baik yang diperoleh dengan mudah meskipun dunia sekarang ini lebih suka dengan hal-hal yang serba cepat dan instan. Jargon “lebih cepat lebih baik” tidak selalu tepat dan tidak bisa diterapkan untuk segala hal sebab segala sesuatu mempunyai prosesnya. Karena itu, yang penting di sini adalah menjalani proses sesuai dengan apa yang seharusnya. Baca Juga  Renungan Harian Pemuda Kristen Terbaru, Orang Muda Pasti Bisa Sahabat Muda, kita bisa belajar dari kisah perjalanan bangsa Israel ke tanah Kanaan menunjukkan bahwa menjalani proses merupakan bagian dari kehendak Tuhan. Tidak semua orang orang bisa masuk ke negeri yang dijanjikan Tuhan. Bahkan Mus

150 Kata-Kata Bijak, Motivasi dan Renungan Rohani Kristen yang Akan Mengawali Harimu dengan Lebih Menyenangkan

Shalom .... Tentu ada titik lemah dimana seseorang tidak bisa membedakan mana jalan yang harus ditempuh dan harus dihindari. Itu adalah hal yang wajar, apalagi ketika berhadapan dengan tumpukan masalah yang datang silih berganti. Disinilah permasalahan akan menguji kesabaran kita. Bagaimana kita bisa bertahan menghadapi dentuman persoalan yang semakin diperkacau dengan keadaan. Tapi satu hal yang perlu ditekankan bahwa Tuhan tidak mungkin menguji umatNya melebihi batas kemampuan yang ia punya. Jadi serahkan hasil hanya kepada Sang Pencipta setelah berusaha dengan sekuat tenaga. Apapun yang terjadi, keyakinan selalu menjadi alasan utama untuk seseorang bisa berpegang teguh dan sabar menjalani cobaan. Berpikirlah bahwa Tuhan akan menaikkan level kita sehingga Dia pun membutuhkan bukti. Seringkali perasaan putus asa datang menghampiri. Menilik kondisi yang sudah tidak bersahabat apalagi dikucilkan banyak orang. Maka dari situ kita bisa mengaplikasikan kata bijak rohani yang dicuplik

Kumpulan Renungan Harian Pemuda Kristen Terbaru, Orang Muda Pasti Bisa

Shalom... Jangan Takut! Yohanes 6:16-21 Ketika para murid bertolak dengan perahu, danau gelap menjadi menakutkan. Langit hitam pekat, angin menderu mengancam, semua rasa aman hancur ditelan ombak yang bergelora. Ketika gelombang menghantam, rasa takut sulit dikendalikan, bahkan kehadiran Yesus pun sulit dipahami. Tak ada alasan untuk para murid mengantisipasi Yesus yang berjalan ke arah mereka di atas air yang gelap (19). Ketakutan mereka memuncak. “Ini aku, jangan takut!”, kata Yesus. Namun, murid-murid tak sepenuhnya memahami apa yang sedang terjadi saat itu. Badai yang mengamuk dapat menggoncang kepastian apa pun dalam hidup. Seorang jurnalis menulis di New York Times tentang pengalamannya terkena serangan jantung yang hampir merenggut nyawanya pada usia 38 tahun. Pengalaman itu menimbulkan trauma yang melumpuhkan, rasanya mirip seperti tersambar peluru tetapi tidak mati, tuturnya. Trauma itu membuat pikirannya sering terobsesi pada kematian yang menghantui di set